Produktif Berkarya Tanpa Resah dengan Masa Depan Mata
Bayangkan, kamu memiliki segudang tugas dengan tenggat waktu yang tak banyak. Ide-idemu segudang dan semuanya segar karena kamu memang seorang yang handal dalam berkarya. Piawai dalam mengolah kata dan video. Tetapi, semuanya menjadi runyam karena matamu sakit sekali. Bukan jenis sakit biasa karena debu, melainkan karena efek layar laptop yang belum tersentuh teknologi terbaru. Frustasi? Tentu, tetapi meski berkarya adalah keharusan, menjaga kesehatan mata adalah segalanya. Kalau begitu, kamu perlu tahu teknologi yang satu ini.
Harapan Baru Itu Bernama OLED
Organic Light-Emitting Diode atau yang lebih familiar disingkat sebagai OLED adalah sebuah semikonduktor yang berfungsi sebagai pemancar cahaya.
Tercatat ada perjalanan panjang yang ditempuh si canggih ini sebelum menjadi motor grader untuk para pendahulunya termasuk LCD yang dulu pernah begitu berjaya.
OLED ditemukan pertama kali oleh para peneliti dari perusahaan Eastman Kodak di tahun 1987 dengan ahli kimia Ching W. Tang dan Steven Van Slyke sebagai penemu utama. Lalu di bulan Juni tahun 2001, Van Slyke dan Tang mendapatkan Penghargaan Inovasi Industri dari American Chemical Society atas pekerjaan kesuksesan mereka dengan dioda pemancar cahaya organik. Sejak saat itu, Kodak yang merupakan perusahaan besar mulai membidani beberapa produk dengan OLED sebagai kelengkapannya.
Hingga di awal tahun 2000-an, para peneliti di Laboratorium Nasional Pacific Northwest dan Departemen Energi berhasil menemukan dua teknologi yang diperlukan untuk membuat OLED yang mumpuni.
Yang pertama adalah Kaca Fleksibel berupa substrat rekayasa yang memberikan permukaan fleksibel, dan yang kedua adalah lapisan film tipis Barix yang berfungsi untuk melindungi layar fleksibel dari udara dan kelembapan s yang merupakan ancaman untuk peranti jenis ini.
Pada akhirnya teknologi OLED kemudian dikembangkan untuk memperoleh tampilan yang luas, fleksibel, murah juga efisien. Peranti ini jelas efisien sebagai layar untuk berbagai keperluan layar tampilan.
Di Indonesia yang kemampuan anggarannya terbatas tetapi perlu mengejar ketertinggalan teknologi dan menghindari dari ketergantungan penggunaan produk teknologi dari negara industri maju, teknologi ini dapat dikatakan sebagai metode yang tepat guna.
Dengan hasil yang optimal, teknologi layar tampilan dengan teknologi OLED pun merambah ke ragam pasar negara kita. Alat penerangan, alat konsumsi rumah tangga: televisi, gadget, jam tangan digital, kamera digital, , layar komputer dan laptop bahkan hingga ke alat informasi seperti layar pengumuman di rumah sakit, pasar swalayan, hotel bahkan bandara.
Segera OLED menjadi harapan baru untuk dunia teknologi kita. Terutama pada layar laptop yang kini sudah menjadi selazim kulkas dua pintu. Dimana kehadirannya bukan lagi sebagai barang canggih jinjingan mahasiswa berduit tetapi menjadi keharusan terutama di era Corona seperti sekarang ini.
Tiga Kabar Gembira dari ASUS OLED
Untunglah ditengah wabah COVID-19 yang entah kapan berakhir yang menyebabkan tuntutan berada di depan layar meroket, ASUS hadir dengan laptop versi OLEDnya yang memukau.
Dengan fitur Eye Carenya, ASUS OLED memberi jaminan akan keamanan dari paparan radiasi sinar biru pada layar hingga 70%. Paparan radiasi sinar biru ini adalah salah satu biang dari cepat lelahnya mata saat menggunakan laptop.
Dari survey yang dilakukan Detik Network yang bekerjasama dengan ASUS pada mereka yang menggunakan laptop hingga 10 jam dalam sehari, fitur ini digadang-gadangkan mampu membantu menjaga kesehatan mata 68,10% masyarakat Indonesia.
ASUS OLED, ASUS juga menyematkan fitur Eye Care. Fitur ini digadang-gadang dapat membantu menjaga kesehatan mata 68,10% masyarakat Indonesia pada survey Detik Network bekerjasama dengan ASUS yang menggunakan laptop hingga 10 jam dalam sehari.
Jelas ini adalah kabar gembira bagi pengguna laptop khususnya anak-anak dengan sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan karena pandemi seperti sekarang ini.
Tak hanya itu, alih-alih mengurangi paparan radiasi sinar biru di layar laptop dengan mengurangi tingkat reproduksi warna biru yang berakibat berkurangnya tingkat akurasi warna dan membuat kualitas visual menjadi sangat buruk. Fitur Eye Care di ASUS OLED justru mempertahankan kualitas reproduksi dan akurasi warna dengan menggeser spektrum cahaya biru. Hasil akhirnya, ASUS OLED berhasil menekan paparan radiasi sinar biru yang berbahaya tanpa mengurangi kualitas dan akurasi warnanya.
Tak ayal, metode ini kemudian diganjar sertifikasi Low Blue Light dan Flicker Free dari TÜV Rheinland.
Kabar gembira kedua bagi para content creator yang membutuhka akurasi warna paling tepat untuk mahakarya nan hebat.
Laptop modern ASUS OLED juga sudah diperkuat oleh prosesor Intel Core generasi ke-11 terbaru (Tiger Lake) yang menghadirkan keseimbangan performa dan responsivitas dalam platform berdaya rendah yang dibuat berdasarkan teknologi proses 10nm generasi ketiga. Kabar gembira ketiga untuk para jawara kehidupan.
Masih kurang percaya?
Segera cek di sini dan selamat menemukan kehebatan-kehebatan laptop ASUS OLED lainnya. Lalu segeralah bersemangat dalam berkarya tanpa takut dengan masa depan mata.
Komentar
Posting Komentar